Archive | June, 2009

Dukun Kamera

24 Jun

Apa maksudnya?

Beberapa waktu yang lalu istri saya diberi kamera Canon EOS 650 + EF 35-105mm/F3.5 oleh orang tuanya, masih berfungsi baik tetapi lensa dan viewfindernya jamuran. Saya familiar sekali dengan EOS System karena dulu waktu kuliah tahun 94an sempet serius hobby fotografi dengan EOS 5 dan Nikon FM2 dengan beberapa lensanya. Setelah datang ke diler Canon ternyata kamera harus dikirim ke Jakarta, itupun makan waktu berbulan bulan. Setelah tanya sana sini di berbagai tempat reparasi kamera, kami pun direferensikan ke Pak Jhony, atau yang biasa dipanggil Dukun Kamera.

photo_11

hunting foto di Borobudur, 1996

Singkat cerita ketemulah istri saya dengan pak Jhony di kediamannya di daerah Karangwulan, sorenya dia pun bercerita ke saya ternyata bahwa pak Jhoni selain pakar perbaikan kamera juga seorang kolektor kamera. Hmmmmm….kalau seorang kolektor minimal punya dong kamera2 eksotis seperti Leica, Hasselblad atau Nikonos ? Sayapun makin penasaran. Sabtu sore sekalian JJS kami pun pergi ke rumah pak Jhoni. Di rumahnya yang bersahaja saya pun berkenalan dengan beliau, Ruang tamu beliau dijadikan ‘showroom’ koleksi kamera yang diletakkan secara rapi di rak kaca di dinding.

Me, Nikonos, Nikon F1, Pak Jhony

Me, Nikonos, Nikon F1, Pak Jhony

Langsung saya terlibat perbicangan seru soal kamera2, satu2 koleksi kamera beliau yang saya tidak tau saya tanya merek, sejarah dll. Seru banget, dan beliau pun menanggapi saya dengan antusiasme yang sama. Sampai suatu saat saya tanya “Bapak punya Leica?”  “Punya mas” jawabnya. Lalu saya ditunjukkan sebuah kamera Leica seri M (Rangefinder) yang dalam kondisi bagus dan masih berfungsi. Daaamnnnn !! kamera legendaris ini coy !! Selama ini saya cuma bisa lihat Leica lewat majalah2 aja, sayang sekali beliau tidak punya Leica seri R karena harga kamera Leica yang sangat mahal. Setelah itu kita berbincang-bincang soal kamera Canon dan Nikon karena saya pernah punya 2 merek itu. Ditengah perbincangan saya nyletuk lagi “bapak punya Nikonos?” dan dengan entengnya beliau menjawab “ada mas”..njissss….keren kali ruapanya bapak ini. “Boleh saya lihat pak?” “sebentar ya mas” lalu beliau masuk kedalam dan membawa hardcase sambil ngomong ” saya juga punya Nikon F1 nih” hahahahahhahahahaahaha….This is a perfect day batin saya.

Setelah camera hardcase dibuka saya ditunjukkan kamera Nikonos. Woowww…kamera bawah air pertama dari Nikon, juwara di kelasnya. Bodi terbuat dari alumunium tebal plus gasket2 karet dan dalam kondisi 99%. Nice ! semuanya berfungsi normal, kamera ini memang kamera heavy duty untuk medan2 yang ekstrem. Enggak berhenti saya terkagum kagum memegan Nikonos di tangan saya heheheheh…lalu pak Jhony menunjukkan Nikon F1nya, masih berfungsi normal, pak Jhony sang Dukun Kamera mengoleksi sekitar 400 buah kamera dirumahnya, dan Leica, Nikonos serta Nikon F1 merupakan masterpiece dari koleksinya.

di warung Kelapa Muda, jalan Kawi

di warung Kelapa Muda, jalan Kawi

Setelah puas berbincang-bincang soal kamera kami pun berpamitan, sungguh, saya seneng sekali bisa bertemu dengan kolektor kamera macam pak Jhony, dan beliau rupanya selebritis juga. Di dinding ruang tamunya terpampang liputan2 media cetak tentang profil beliau serta foto2 beliau bareng pejabat2. Begitu kami pulang, di tengah jalan saya pengin cari yang seger2, lalu mampirlah kami di warung langganan yg jualan kelapa muda di jalan Kawi. Setelah membeli 2 kelapa muda kamipun pulang.

What a lovely weekend !

Safety Riding Skill Training

23 Jun

“Respect for Human Life”

4461_1064984665205_1243665039_30164412_539504_nMenghargai nyawa manusia, itulah basic philosphy dari Soichiro Honda, pendiri pabrikan Honda. Beberapa waktu lalu pada tanggal 24 Mei 2009 kami mendapat kesempatan pelatihan Safety Riding Skill dari Astra Motor Training Centre, AMTC Semarang. Safety Riding Course (SRC) adalah salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility dari AHM kepada pengguna/komunitas motor Honda. Sebuah kesempatan emas yang sangat berharga bagi kami dan jelas2 tidak akan kami sia-sia kan. Pelatihan dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama kelas teori di gedung AMTC dan sesi kedua adalah sesi praktek di Sirkuit Tawang Mas.

Selama ini kami banyak mendapat referensi SR dari Motorcycle Safety Foundation USA (MSF) dan dari beberapa web/blog yang membahas SR dan teknik2 berkendara, tetapi hanya dipelajari sendiri dan dipraktekan melalui kegiatan berkendara sehari hari. Melalui SRC inilah kami bisa mendapat ilmu teori dan praktek secara tersetruktur dan dari instruktur beneran heheheh…Rekan2 dari Solo dan Semarang sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini.

sesi teori, miris liat adegan berdarah darah..kecelakaan sungguh mengerikan

sesi teori, miris liat adegan berdarah darah..kecelakaan sungguh mengerikan

Sesi teori dibuka dengan pemahaman akan kebutuhan SR dalam kegiatan sehari-hari, termasuk betapa pentingnya akan keselamatan berkendara. Beberapa video kasus2 keelakaan yang masuk ke kategori disturbing picture pun ditayangkan, sungguh mengerikan akibat sebuah ketidak hati hatian di jalan raya. Point yang ditekankan dalam sesi teori ini adalah bagaimana pengendara bisa mengidentifikasi faktor2 di jalan raya yang mempunyai potensi bahaya sehingga pengendara bisa bereaksi dan mengantisipasi untuk menurunkan resiko terjadinya kecelakaan. Serta bagaimana seorang pengendara memposisikan diri secara aman dan berusaha untuk selalu terlihat oleh pengguna jalan lain. Ada 3 faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan:

  1. Faktor Lingkungan (kondisi lalu lintas/jalan, alam)
  2. Faktor Kendaraan (kondisi kendaraan laik jalan atau tidak, modifikasi)
  3. Faktor Manusia (merupakan penyebab terbesar terjadinya kecelakaan)

Cara2 mengantisipasi bahaya serta pengambilan keputusan di jalan raya adalah goal dari sesi teori ini.

poto-poto jalan terus..

poto-poto jalan terus..

Sesi Praktek kamipun pindah sirkuit Tawang Mas yang sudah di set up untuk keperluan SRC, materi di sirkuit lebih ditekankan kepada ketrampilan dasar mengendarai motor mulai dari

  1. Mounting & dismounting vehicle
  2. Braking techinque (dari kecepatan 40 km/j)
  3. Narrow plank
  4. Bumpy road
  5. Slalom phylon & figure of 8

Dimulai dari Mounting & Dismounting vehicle adalah cara naik dan turun dari motor secara benar beserta urutan2nya. Kenapa siy naik turun motor aja ada aturannya? ya demi keselamatan, termasuk cara saat2 akan motor berjalan dan motor berhenti, dan alhadullilah kebiasan menggunakan kaki kiri saat motor berhenti dan shoulder check sudah menjadi kebiasaan bagi saya untuk meingkatkan keselamatan berkendara.

Cara mengoperasikan rem, kelihatannya sangat sederhana. Namun begitu kami praktekan cara yang kami gunakan sehari hari justru mengakibatkan jarak berhenti motor bertambah, meskipun hanya dari kecepatan 40 km/j, setelah dengan seksama ditunjukkan oleh instruktur cara pengereman yang benar maka jarak berhenti dapat sesuai harapan.

Narrow plank

Narrow plank

Bumpy road..in style :P

Bumpy road..in style 😛

Narrow plank adalah aplikasi dari teknik dasar keseimbangan bermotor, dituntuk kesabaran dan ketenangan saat motor melewati jalur titian selambat mungkin, teknik yang dipakai adalah mengatur bukaan kopling dan keseimbangan tubuh serta pengoperasian rem belakang seperlunya, ini lalu dilanjutkna dengan Bumpy Road, yaitu teknik melewati jalan yang tidak rata. Disini kita berdiri diatas footpeg, seperti teknik mengendarai motor enduro.

Slalom phylon

Slalom phylon

Slalom Phylon dan figure of 8 adalah materi yang paling sulit, disini pengendara dituntut untuk meliuk liukan motornya melewati cone-cone serta membuat figur angka 8 dengan radius putar yang minim. Mas Oke selaku instruktur memberikan contoh dengan motorHonda CS-1, Honda Beat dan motor Kaisar yang full box. Melihatnya sungguh mudah sekali, tetapi giliran kita masing2 mencoba susahnya minta ampyunn..ternyata pemasangan asesori box dkk menyulitkan manuver ini, beban motor seakan pindah ke belakang saat bermanuver melewati cone dan setang pun terasa ringan sekali dan ini sangat sulit. Diimbangi dengan teknik counter steering dan rem belakang sesekali untuk mengimbangi kecepatan, para pengguna motor yang menggunakan sidebox kewalahan dan menerjang cone hahahahaha…belum lagi melewati figure of 8 yang memaksa motor harus rebah dengan radius putar yang minim..hmmm..bener2 all out skill nya. Untuk melewati cone cukup menggunakan gigi 1, tanpa kopling dan cukup mengatur bukaan gas secara ber irama, bodi motor diimbangi teknik counter steering dan penyesuaian rem belakang. Videonya bisa dilihat di sini

Setelah sesi praktek selesai, kami pun kembali ke kelas teori untuk sesi teori group riding dan evaluasi. Capek dan tetap fun, karena kami mendapat pelajaran yang sangat berharga di hari itu.

20090105_seguridad_GPelajaran yang bisa didapat adalah setiap orang mempuyai ketrampilan berkendara, tetapi inti dari SRC adalah bagaimana mengaplikasikan SR di jalan raya dengan menghargai keselamatan diri sendiri dan orang lain serta berpedoman kepada peraturan lalu lintas dan etika di jalan. Riding skill tanpa etika = pecicilan di jalan.

Dia akhir acara kami menerima sertifikat SRC dari AHM serta stiker “Safety – Indonesia” yang wajib ditempelkan di motor masing2, pertanda sudah lulus SRC dan siap menjadi teladan dan memberikan contoh berkendara yang aman dalam berlalu lintas di jalan.

Ride Safe, Value Life.