Archive | March, 2009

Jogja Short Trip…

30 Mar
img_02571

Ngaso di kedai donat

Sudah beberapa kali rencana jalan2 ke Jogja tertunda karena banyak acara mendadak aja, mumpung kemaren bisa aku sama istri segera bergegas berangkat. Lumayan lah utk ngilangin suntuk dan istri udah kangen jalan naik motor lagi sekalian aku mau mampir rumah modif temen, Mas Jongky utk silaturahmi sama perbaikan ini itu…biasa motor tua..xixixix

Kita berangkat jam 06.15, jalan masih sepi dan kita jalan nyantai…pas lagi enak2nya jalan di Ungaran tiba2 ada truk yang bannya meletus, sumpe suaranya kenceng banget ampe deg2an…sampai Bawen kita brenti dulu untuk menenangkan diri di salah satu kedai donut utk sarapan…hmmm..enak banget pagi2 minum hot chocolate sama makan croissant..mantabb..gak lama siy berenti di situ trus kita lanjut lagi..

img_0270

ckckckc..apa gak bahaya yah ?

Perjalanan sangat lancar, lalu lintas sepi, kita bener2 menikmati naik motor, jalan paling banter 70 km/j. Sampai menjelang Magelang ada sedikit insiden, ada sebuah motor Jupiter menyalip kami dari sebelah kanan (kami di lajur kiri) kurang lebih 300 meter di depan ada L300 mau masuk ke jalur utama…eh..tiba2 tu mobil nyebrang masuk SPBU di kanan jalan..TANPA LAMPU SEIN sodara2, ya tanpa lampu sein..bodoh sekali. Seketika pengendara Jupiter itu dan boncengernya mengerem sejadi jadinya, Alhamdulillah dia bisa berhenti tepat beberapa senti menjelang mobil itu….padahal dalem hati sudah ngebatin “kena ini motor, kena ini motor” dan udah mikir kemungkinan terburuk harus membantu korban apabila terjadi kecelakaan….gak tau tu nasib sopir mobilnya..mungkin dimarah2in…

img_0260

Nggaya dulu ah...

Menjelang jembatan Tempel kamipun beristirahat di sebuah SPBU sambil minum teh hangat, jam menunjukkan pukul 09.00. Perjalanan dilanjut degan mengambil arah desa Turi, setelah jembatan Tempel belok ke kiri. Jalanannya sepi, mulus dan ada variasi tikungan2 medium sangat cocok untuk joy ride. Cuman kita harus berhati2, karena jalan khas pedesaan banyak pengendara ‘ngawur’ seperti nyelonong pindah jalur tanpa kasih tanda, bawa barang2 sampai overload, anak2 kecil di pinggir jalan…pemandangan hijau mendominasi jalur ini. Jalan ini tembus di Pakem, apabila belok kiri akan tembus ke Kaliurang, daerah wisata di lereng gunung Merapi dan kalo ke kanan akan ke arah Jogja via jalan Kaliurang ato yang populer disebut Jakal.

img_0264

Desa Turi..

Perjalanan turun via Jakal lancar jaya…terus sampailah kita di Ring Road (mbuh utara opo selatan, lali) kita ambil ke kiri…tujuan pertama adalah ke rumah modif milik temen, disini aku memperbaiki sedikit ini dan itu. Temen2 mulai berdatangan dan kita pun ngobrol dan becanda2…istriku yg duduk lama lama mulai bete dan minta dianter ke Ambarukmo Plaza utk jalan jalan, mas Jongky pun berbaik hati meminjemkan motornya utk nganter..sumpe..kagok bener ya naik motor yg bukan motornya..xixixixiix…gak brani banter2…setelah motorku sudah beres aku nyusul ke Amplas untuk makan siang..woww..rame benerr..karena box udah penuh maka mau gak mau aku masuk mall dengan pake jaket turing dan nenteng2 helm..ppftttt..saltum banget deh kali ini…

Setelah lunch aku kembali ke bengkel mas Jongky utk nyetel rantai karena sedikit longgar dan pamit ke temen2. Berangkat pulang. Waktu menunjukkan jam 3 sore, langit sudah mendung. Di Jakal udah mulai gerimis, kita berhenti utk pakai rain gear. Nahh..gak nyampai 10 menit ujan deres banget..mayan nih bisa untuk ngetes rain gear…memasuki daerah Tempel hujan masih deres dan kami putuskan untuk menunggu di SPBU yang tadi kita singgahi saat berangkat sembari menunggu hujan reda. Bisa aja siy jalan terus, cuma visibiliti/jarak pandang terbatas jadi sangat berbahaya. Disini kembali ditemani teh anget…nyam..nyam..nyam…..

img_0275

di parkiran Ambarukmo Plaza, nungguin hujan selesai..

Jam 5 sore, hujan agak mereda dan kita berangkat lagi, jalanan padat. Sampai Muntilan ngisi bensin dulu cuy…mau lepas rain gear kok masiy gerimis. Diputuskan kita akan berenti lagi di Jambu untuk melepas rain gear apabila tidak hujan. Kondisi hujan dan dingin sangat mengganggu karena visor helem gampang mengembun (ulasan mengenai helm yang saya pakai akan diulas terpisah). Jalanan mulai kering, bisa sedikit tancep gas. Tanpa kendala kita sampai di SPBU Jambu dan mulai lepas2 rain gear. Telpon ke semarang untuk mengecek cuaca dan semarang enggak hujan. Setelah istirahat sebentar dan minum kita lanjut lagi. Di Ambarawa lalu lintas macet seperti biasa dan lancar sampe Semarang.

Kami tiba di rumah jam 8 teng. Alhamdulillah…selamat dan tanpa kendala..jalan2 ke mall dapet, mbengkel & masang asesoris dapet, ngetes helm baru dapet. Mantabbbsss…

See you next trip

Daun Sukun Penyelamat Ginjal

14 Mar

Kemaren sore saya dapet forward-an email sebuah artikel dari temen saya Kamal di milis GOSIB (nicknya kamal-maniez, ppfftt….), email ini forwardan juga dari temen2 HTML Bogor/Bogorianz. Semoga berguna bagi pembaca, berikut postingannya

Daun Sukun Penyelamat Ginjal
Natural Healing Tue, 20 Mar 2007 15:00:00 WIB

daun sukun

daun sukun

Secara empiris, banyak orang memanfaatkan daun sukun untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Selain menurunkan kadar kolesterol darah, ada pula yang menjadikannya sebagai solusi untuk menyelamatkan ginjal.

Jika saja saran dari saudara dan kerabatnya tidak diindahkan, bukan tidak mungkin Arman harus menjalani cuci darah secara rutin. Bahkan, bisa jadi bapak dua anak ini harus kehilangan ginjalnya. Rebusan daun sukun yang rutin diminum mampu menyelamatkan ginjalnya dan menjamin rutinitas hariannya tetap berjalan.

Sebelum rutin minum ramuan daun sukun yang telah dikeringkan setengah tahun lalu, Arman mengeluhkan badannya mudah lelah, lesu, dan kesegaran wajahnya jauh berkurang. la juga tersiksa bila ingin buat air kecil. “Sungguh menyiksa, selain lama, keluarnya juga sedikit. Nunggunya yang berjam-jam itu benarbenar membuat saya tersiksa,” ungkapnya..

Hasil pemeriksaan dokter, kondisi ginjal sebelah kiri Arman termasuk parah. Tak hanya tersiksa saat buang air kecil, berat badannya juga turun drastis, dari 70 kg menjadi 55 kg. Kondisi inilah yang memuat Arman mencoba solusi lain.

Meski awalnya muncul keraguan, saran dari saudaranya untuk minum rebusan daun sukun pun akhirnya dituruti. Ketika itu pria berusia 65 tahun ini merasa sudah mulai tak tahan lagi dengan derita yang dialami. Untunglah, meski kondisi satu ginjalnya cukup parah, Arman tidak harus menjalani cuci darah.

Menurut dokter, tak berfungsi fungsi ginjal terjadi karena beberapa sebab. Di antaranya oleh endapan batu ginjal, pembesaran prostat, kencing manis, darah tinggi, atau penyakit imunologi. Dalam kasusnya, gagal ginjal disebabkan pembesaran prostat.

Secara medis, penurunan fungsi ginjal karena faktor usia pun akan lebih cepat berlangsung karena pembesaran prostat menyumbat saluran kemih. Seperti kebanyakan penderita, Arman baru mengeluh setelah fungsi ginjal berkurang 2530 persen.

Sehari Segelas

Membuat ramuan rebusan daun sukun, menurut Arman, cukup sederhana dan mudah, yakni dengan merebus daun sukun yang telah dikeringkan. Air rebusan tersebut diminum setiap hari satu gelas..

Diakui, mula-mula reaksinya belum terasa. Sebulan kemudian barulah terasa ada perubahan. “Badan mulai terasa lebih fit, lebih segar dan buang air kecil menjadi makin lancar,” tutur Arman.

Merasa sudah cocok dengan ramuan tersebut, ia pun meneruskan hingga sampai empat bulan. Hasilnya cukup bagus, keluhan sakit di pinggang yang dirasa sebelumnya juga jauh berkurang. Bahkan, hasil pemeriksaan dokter menyatakan, kondisi ginjalnya sudah jauh lebih baik dan sehat. Meski begitu, ia tetap rajin kontrol ke dokter, minimal satu atau dua bulan sekali.

Selain baik untuk ginjal, daun sukun ternyata juga jitu untuk meredam laju kolesterol jahat dalam darah. Seperti yang dialami oleh Imron. Menurutnya, setelah dua minggu, daun sukun mampu menurunkan kadar kolesterol darahnya.

“Ramuannya sama dengan untuk ginjal, hanya ditambah bangle. Campuran segenggam daun sukun yang telah dikeringkan dan bangle diseduh dengan air panas, seperti halnya membuat teh. Diminum setiap hari sebagai pengganti teh. Hasilnya ternyata cocok untuk saya,” papar pria pengusaha itu. Manfaat daun sukun memang sudah menjadi bagian dari sejarah pengobatan herbal Indonesia. Daun sukun diyakini mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini juga mampu mengatasi peradangan.

Selain itu, secara empiris, daun sukun mampu menyelamatkan ginjal yang sakit. Sebuah riset yang dilakukan LIPI dengan peneliti asal Cina juga mengungkapkan, daun sukun sangat berguna bagi proses penyembuhan penyakit kardiovaskular.

Bambang Indro Mardi, ahli tanaman obat sekaligus pengobat alternatif dari Jakarta, mengakui bahwa daun sukun memiliki beragam manfaat untuk menjaga maupun meningkatkan kinerja ginjal, sebagai penurun kolesterol, sekaligus cocok untuk menjaga kesehatan pembuluh darah maupun jantung.

“Sejauh ini banyak orang mengaku merasakan manfaat langsung dari daun sukun, terutama untuk gangguan ginjal, kolesterol, dan asam urat,” katanya.

Tidak Terlalu Tua

Lebih lanjut, ia mengingatkan, untuk mendapatkan khasiat daun sukun secara maksimal, sebaiknya pilih daun sukun yang memiliki warns hijau mencolok alias tidak terlalu tua ataupun terlalu muda. “Kandungan klorofil atau zat hijau daun sukun itulah yang memberikan berikan manfaat bagi kesehatan. Saat mengeringkan, sebaiknya jangan langsung kena matahari. Cukup diangin-anginkan hingga daun menjadi kering,” tambahnya.

Sukun merupakan tanaman terkenal di seluruh dunia. Ia termasuk famili Moraceae, yang berjuluk bradfruit. Biasanya tanaman sukun diperbanyak dengan setek akar atau cangkok.

Walau tanaman dapat diperbanyak dengan okulasi atau sambung pucuk pada batang bawah semai keluwih, cara ini tidak dianjurkan karena persentase keberhasilannya rendah dan relatif lama.

Selain itu, akar pohon yang muncul di permukaan tanah yang terluka akibat terinjak atau sebagainya, akan segera tertutup getah.

Selanjutnya, di tempat itu akan muncul tunas, dan menjadi tanaman baru. Tanaman ini dapat diambil untuk bibit.

Secara geografis, tanaman sukun baik dikembangkan di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut yang bertipe iklim basah. Curah hujan antara 2.0003.000 mm per tahun. Tanah aluvial yang mengandung banyak bahan organik disenangi oleh tanaman sukun. Derajat keasaman tanah sekitar 6-7.

Tanaman sukun relatif toleran terhadap pH rendah, relatif tahan kekeringan, dan tahan naungan. Di tempat yang mengandung batu karang dan kadar garam agak tinggi serta sering tergenang air, tanaman sukun masih mampu tumbuh dan berbuah.

Pohon sukun sudah mulai berbuah pada umur 3 tahun. Namun, di lingkungan yang sesuai, sudah belajar berbuah pada umur 2 tahun setelah bibit ditanam.

Setiap pohon dapat menghasilkan 200-300 buah atau 400-600 kg .per pohon karena bobot buah rata-rata 2 kg.
I Lalang Ken Handita


Meramu Si Daun Lebar

Selain pohon dan buahnya, orang mudah mengenal sukun dari bentuk daun yang lebar menjari dan kasar. Seperti dijelaskan Bambang Indro Mardi, ahli tanaman obat sekaligus pengobat alternatif, meramu daun sukun diyakini mampu meredakan keluhan-keluhan di bawah ini:

Gangguan ginjal

-Ambil segenggam daun sukun kering (kurang lebih 15 gram) yang telah dirajang atau dipotong kecil`kecil. Seduh dengan air panas seperti membuat teh. Ramuan tersebut disaring untuk diambil airnya. Rasanya memang agak pahit, untuk menguranginya dapat ditambahkan gula batu atau madu.
– Cara lain, ambil 3 lembar daun hijau tua tetapi masih menempel di dahan. Cuci bersih pada air mengalir. Rajang daun-daun itu, lalu jemur (jangan langsung kena terik matahari) sampai kering, Siapkan wadah lalu isi dengan air bersih 2 liter. Wadah sebaiknya terbuat dari gerabah tanah, bisa juga berupa panci stainless steel. Didihkan sampai volume air tinggal separuhnya. Selanjutnya, tambahkan air bersih 1 liter, dan didihkan lagi sampai separuh. Ambil dan saring. Warna air rebusan daun sukun adalah merah, mirip teh. Karena rasanya agak pahit, boleh ditambahkan gula batu atau madu.
– Agar Anda tidak repot bolak-balik mengambil 3 lembar daun, sebaiknya siapkan rajangan daun sukun kering untuk seminggu. Caranya, siapkan lembar daun hijau tua sebanyak 3 x 7 = 21 lembar. Lalu, persis dengan cara di atas, hingga Anda punya sejumlah rajangan an daun sukun kering, dibagi-bagi menjadi 7 bungkus. Tiap hari ambil sebungkus, rebus, saring dan minum.

Penurun kalesterol
– Ambil segenggam daun sukun yang sudah kering (15 gram), kemudian campur dengan daun bangle dengan ukuran yang sama atau dua sendok teh serbuk bangle. Seduh dengan air mendidih seperti membuat teh. Jika tak kuat rasa pahitnya, Anda juga bisa menambahkan rasa manis dari gula batu atau madu..

Asam urat
– Ambil segenggam daun sukun yang telah dikeringkan (15 gram), campur dengan segenggam daun greges otot (atau dua sendok teh dalam bentuk serbuk). Seduh dengan air mendidih, lalu saring. Setelah dingin minum seperti halnya teh. Dapat juga ditambahkan gula batu atau madu.

Catatan
Selama meminum ramuan daun sukun, hindari makan sayur bayam, daun singkong dan kangkung serta jeroan atau daging merah, karena dapat meningkatkan kekentalan darah yang membuat otot menjadi kram.

SEMOGA BERGUNA….